Jika Rinduku Tertanam Pada Nisan Kenangan

Posted by Unknown Thursday, 20 June 2013 2 komentar

Langkah ini semakin goyah..
Hembusan angin yang tak tentu arah..
Mata ingin terlelap meski sekejap..
Dengarkan dentuman suara indah dalam mimpi…
Menggertak jiwa yang lelah..
#
Terasa begitu hampa
Disaat keheningan tanpa canda..
Pergi dan tak kunjung kembali..
#
Aku masih berharap..
Engkau kembali dan membangun istana dalam kedamaian jiwa..
Dan menghapus tiap butiran air mata..
#
Kembali untukku..
Semoga jadi imanku..
Yang menyatu dalam tangis perjuanganku..
Mengharap cinta penuh ikhlas dalam ridhanya..
#
Jika semuanya akan terhempas..
biarkan rinduku tertanam dalam nisan kenangan..
Hanya bersamamu aku terus merindu..
Mendapatkan cinta Tuhan, dalam kerinduan yang mendalam…
#
Alangkah eloknya..
Senyum yang tak pernah gundah..
Walaupun gelombang semakin membesar..
Dan siap menghempaskan gelisah pada batu karang..
Menjadi nissan dalam rangkaian kata Rindu dan Cinta..
Tak akan pernah mati..

Baca Selengkapnya ....

Hujan Dimusim Kemarau

Posted by Unknown 0 komentar


Hembusan angin..

Terasa sejuk menyelinap dalam pori-pori..

Kemarau yang basah..

Sejenak aku duduk termenung..

Melihat mendung menutupi bintang-bintang..

Apa bumi ini sudah tak berimbang..

Gerutuku dalam hati..

Air mengalir tak henti-hentinya membasahi daun-daun dan rumput-rumput yang kian menghijau..

Tangisan para petani diladang tembakau..

Mungkin ini bukan rizki dari Tuhan..

Sebab tanaman kemarau, mati diterjang hujan..

Kemarau yang basah..

Mentari terus berkabut awan hitam..

Nyanyian jiwa ditengah tangisan badai..

Baca Selengkapnya ....

Rinduku Pada Mak: Maafkan Anakmu

Posted by Unknown Saturday, 15 June 2013 1 komentar
Aku mencoba untuk merenungkan kembali berbagai persoalan hidup yang tak pernah lelah melilit jiwa ini, entah mengapa rasa dalam dada ini seakan berhenti berdetak. aku juga masih belum tahu mengapa harus seperti ini, apakah ini ujian atau hukuman dari Tuhan, atau memang Tuhan sengaja sedang menguji ketabahan dan keikhlasan yang sedang kujalani saat ini.

Mak aku tahu bahwa anakmu ini tak mampu mengusap air mata yang meleleh dan menetes tanpa mampu aku usap dengan tanganku, tapi aku sangat ingin untuk membuatmu tersenyum...ya membuatmu tersenyum, hingga senyum itu tersungging seperti rembulan purnama yang bersinar dimalam hari.

Celoteh malam ini hanyalah ingin menghibur anakmu, meski aku tahu bahwa mak tak perlu tahu dengan kondisiku hari ini, biarlah semua derita ini aku jalani sendiri, dengan tangisku yang tak bisa aku bendung dengan hiburan malam..mak semua aku yakini sebagai ujian dari Tuhan. Setiap saat, setiap detik, setiap jam, setiap hari, setiap minggu, bahkan seluruh situasi dan kondisi seringkali menghianatiku, hingga anakmu ini seperti tertindas dan terperangkap dalam buih yang sangat sulit untuk aku ungkapkan dengan kata-kata, karena semuanya hanya mampu aku rasakan sendiri sakitnya.

Meski hinggap pada dahan yang rapuh, kemudian terjatuh dalam gubangan yang penuh dengan ketidakpastian, namun semuanya harus bangkit meski langkah ini tertatih dan penuh dengan kerikil yang tajam, aku terus berjalan, walaupun cucuran air mata mengiringi langkah yang goyah, namun jiwaku begitu sangat yakin, bahwa ujian ini pasti akan terlewati, hingga tujuan ini akan sampai pada pelabuhannya.

Oh...Tuhanku hanya engkau yang maha tahu diatas segalanya, Jika semua pilihan ini adalah jalan menuju keridhoanmu, maka semuanya akan aku jalani dengan tabah dan ikhlas, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan perjalanan ini, bercak-bercak darah inipun tak luput tertusuk kerikil...begitu sakit dan perih aku rasakan.

Mak aku begitu enggan untuk pulang, karena keberhasilan itu belum aku capai, aku berperang melawan diriku sendiri, hendak mengurangi hawa nafsu dalam jiwa, entah kenapa begitu berat dan godaan begitu kuat, sanggupkah diriku? aku masih belum tahu mak, hanya Tuhan yang maha tau diatas segalanya.

Salamku pada angin yang mendesir, aku meluapkan rinduku dalam jiwa..
Gelap ini kuyakini akan menuju terang..
Walau entah dimana kudapatkan..
Salam rinduku pada emak..
Maafkan anakmu..
Masih belum membahagiakanmu...
Karena buktinya aku masih belum apa-apa..
Mak anakmu ini masih semangat..
Dan tak ingin terucap kata menyerah, walau itu sepatah..

Mak aku selalu berdoa untukmu dan akan selalu merindukanmu, dimanapun engkau berada. salam dari anakmu yang papa. aku selalu memohon pada Tuhan : Jangan Biarkan Aku Tersesat dalam gelap yang panjang.




Baca Selengkapnya ....

Akhirnya Kau Menikah Juga....!

Posted by Unknown Monday, 10 June 2013 0 komentar
Saat kau hadapi gelombang besar itu, mungkin saja sedikit orang yang tahu, dan mungkin saja orang akan menganggap itu semua adalah hal yang biasa-biasa saja, tetapi tidak bisa dipungkiri kemudian bahwa gejolak jiwa itu semakin membesar dan meledak pada waktunya dimana Pusaran Cinta Untuk Memilih!! Tidak pernah dimengerti ataupun dipahami, kapan waktu itu menyatu antara angin dan daun-daun yang menghijau, Barangkali ini masih lembaran pertama yang kau buka dengan ketabahan dan keikhlasan, sementara hidup itu bagaikan perjalanan yang kadang terjal, licin, bahkan banyak orang yang tidak pernah tau seperti apa masa di depan kita. Romantika kehidupan akan selalu beriringan dengan canda tawa, duka dan air mata, sebagai bentuk siklus yang merona.

Rasa syukur tak terhinggap dalam jiwa, saat kebahagiaan itu hadir ditengah-tengah kita, Kasih Ibu Yang Tak Akan Pernah Pudar.. begitu pula dengan engkau saudaraku,..meski tangis, hujan yang membuat licin, serta pertentangan tak kunjung usai,diamana Perjumpaan Yang Dramatis akhirnya kau tebas dengan keseriusan dan keikhlasan untuk menjalani semuanya, meskipun Ada Luka Dibalik Fakta sementara itu jangan pernah kau bunuh semangat itu dengan jemari lentikmu yang telah menggapai dendam dan rindu dibalik restu sang ibu.. Saat malam menari dengan lengkingan ayat-ayat Tuhan, semua makhluk bertasbih tanpa diam, Menunggu Waktu Untuk Menjawabnya meski kita tak pernah tahu seperti apa doa mereka untuk Tuhan dan untuk kita semua. tatkala fajar mennyingsing kadangkala ketakutan itu bermain-main dikepala menjadi bagian Takut-dengan-bayangmu, meskipun ketakutan itu akhirnya kau tepis dengan pembuktian.

Mungkin saja banyak orang menyepelekan atas tindakan yang menjadi keputusan pribadimu yang dianggap sepihak, sementara pihak-pihak yang lain masih belum menerima setulusnya atas cinta sucimu yang telah lama terkubur atas perbedaan ras, namun semuanya menjadi universal, ketika hati sudah menjadi satu, dan melupakan perbedaan-perbedaan yang kerapkali hanya menjadi nyanyian yang menggunjingkan satu sama lain.

akhirnya kau menikah juga!, meski harus melawan "ketidakrelaan" mereka menerima sepenuh hati, karena masih menganggap perbedaan derajat selalu membayangi dan menghampiri. Inilah jalan hidup itu yang terbuka menjadi petunjuk bagi ummat manusia, mungkin saja orang yang sadar dan mendapat petunjuk mampu berbesar hati ditengah-tengah kelompang perbedaan ras yang tak perlu untuk diperdebatkan, apalagi dipertentangkan.

Bersambung.....

Baca Selengkapnya ....

Senandung Syair Rindu

Posted by Unknown Tuesday, 4 June 2013 0 komentar
Seperti sendiri..

Sepi dan kosong..

Meraba bait-bait kata dalam gelombang jiwa..

Ijinkan aku untuk memeluk jiwa sucimu..

Dan biarkan benang sutra kerinduan itu terajut dalam sepi..

Meski harus gundah gulana..

Dalam rangkaian malam yang setia menemani..

Wahai merpati putih..

Hangatkan jiwa ini dengan celotehan merdumu..

Hingga malam menjadi setia dan tak terasing..

Seperti angin yang berhembus kosong..

Menyelinap dalam ruang yang tak bertepi..

Hembuskan nafas..

Dalam hingar bingar ambisius..

Antara cinta dan tahta..

Saling bertatap muka...



Baca Selengkapnya ....

Jalan Licin Tergenang Air Mata

Posted by Unknown Monday, 3 June 2013 0 komentar
Jika malam telah hinggap,..

suara parau seruling bambu menghiasi bintang-bintang.

Laksana jurang yang suram dan gelap..

Langkah itu dipenuh dengan air mata..

Kita yakin..

Semuanya ada jalan..

Dan Tuhan maha tahu atas segalanya..

Baik dan buruk, semua hanya dalam genggaman pikiran semata..

Saat mata terpejam, sirna bagai bayangan yang hilang..

Jalan ini sungguh sangat licin,,

Karena air mata tiada berhenti bergenang..

Baca Selengkapnya ....

Saat Senja Menyambut Malam

Posted by Unknown Thursday, 30 May 2013 0 komentar

Gerimis ini menyambut malam..

Saat senja tenggelam dalam peraduan..

Masihkah rindu itu sebatas kenangan..

Saat batas-batas harapan..

Harus terkelupas dalam jaring luka..

#

Telah lama air mata itu menetes...

 Menyambut gayung senja yang tenggelam..

Meski hati itu berlari...

Bayanganmu itu tak akan pernah sirna...

#

Jika kebencian itu adalah cinta..

Sambutlah tanganku dengan mesra..

Jika cinta itu adalah ujian...

Tabahkan hatiku dengan senandung irama nyanyian...

#

Saat gelombang mulai surut..

Genangan itu terdiam...

Berkecamuk dalam pikiran..

Hingga bayang-bayang malam...

Menyambut gayung pekat....

Baca Selengkapnya ....

Betapa Aku Takut Dengan Bayangmu...

Posted by Unknown Wednesday, 29 May 2013 0 komentar
Malam-malam yang penuh dengan kegelisahan, dan nyanyian sumbang dalam setiap kebohongan tak akan pernah menyelesaikan persoalan, begitu pula dengan peristiwa hidupku yang berjalan pada lorong yang licin dan penuh dengan bebatuan, sesekali aku harus berjalan dengan memperlambat langkahku untuk mencapai tujuan yang selalu menjadi impian.

Antara harapan dan kenyataan, hampir selalu tidak sebanding, apakah rasa syukur yang sangat minim atau bentuk arogansi tanpa sengaja yang selalu ditampakkan, hingga begitu susahnya segenggam restu untuk kudapatkan. Aku sadar bahwa kasih-ibu-yang-tak-akan-pernah-pudar.

Sesudah perbincangan dengan umi pagi itu, betapa gelisahnya diriku, hingga tengah malam dalam lamunan antara cinta dan kasih sayang harus terbelah, dan seakan seperti gelas yang pecah. Pikiranku begitu kalut dan tak mampu menjawab apa yang menjadi keinginan Umi dan segenap keluarga, sementara aku tetap beranggapan bahwa mereka tetap tidak menghormati, apalagi merestui cinta pilihanku.

Apakah aku salah, bila yang kucintai adalah orang jawa? kalau dianggap salah, kemudian dimana letak kesalahannya, itulah gumam dalam hatiku yang menyeruak setiap saat tanpa aku minta...Betapa aku amat menyesal terlahir dalam golongan mereka yang sangat arogan dan beranggapan paling mulia diantara makhluk lain, sementara pikiran dan perilaku mereka sama saja, bahkan lebih parah.

Waktu terus bergulir bak air yang mengalir, detik-detik impian itu akan sampai pada dermaganya..kembali aku merenung dalam kisah yang panjang, ketika aku dalam kondisi yang teramat bahagia, disitu harus tercecer luka-luka, dan ketika aku berusaha untuk mengobati luka itu, maka luka yang lain akan nampak dan muncul, sehingga akupun tak kuasa menahan perih yang sangat sakit dan menusuk jantung itu.

Diruang pojok itu, tanpa bahasa air mata menetes..aku duduk sendiri dalam lamunan yang membisu, betapa ketakutan-ketakutan mulai membayangi dan mempengaruhi hidupku, hingga wajah Umi selalu aku pandang dengan cucuran air mata, betapa nestapanya diriku, ketika dihadapkan pada suatu pilihan yang semestinya aku pilih semuanya, bukan salah satunya, tetapi kenyataan ini terus memaksaku untuk tetap memilih......entahlah, aku jalani saja hidup ini meski ketakutan-ketakutan selalu membayangi didepan kelopak mata pikiranku.

 Bersambung...
 

 


Baca Selengkapnya ....

Saat Rintik Hujan Malam

Posted by Unknown 0 komentar
Rintik hujan kembali mengguyur..

Membasahi kulit, menentang badai..

Berlalu bagai angin yang menyela nafas..

Kembali dalam ujung peraduan..

#

Mengisahkan tangis yang menderai..

Dalam indahnya cinta yang berserakan..

Akankah harapan itu menjadi pahit..

Sepahit empedu yang mencabik-cabik rasa dalam jiwa..

Hingga kematian harus tertuai dalam gubangan terdalam...

#

Oh...Tuhanku..!

Aku berseru bukan lantas ingin menunjukkan kelemahan..

Hanya sedikit mengurangi beban yang mengganjal..

Dalam hitungan detik kepedihan..

Luka-luka itu kembali memuncratkan darahnya...


Baca Selengkapnya ....

Kasih Ibu Yang Tak Akan Pernah Pudar..

Posted by Unknown Tuesday, 28 May 2013 0 komentar
Semerbak aroma bunga dalam kerinduan yang melekat dalam jiwa, akan selalu terdengar meski gelombang besar mencoba untuk menghapus segala pertautan, karena hidup ini tak akan pernah terhenti disini, hingga ujung kematian memisahkan diri dari raga.

Tak bisa kubayangkan goresan yang siap menyayat jiwa yang penuh dengan kasih sayang, sementara desakan-desakan dari pikiran-pikiran eksternah terus mendesak dan tak mau menerima kenyataan, itulah dimana salah satu temen, Sebut saja namanya Gery  (nama fiktif), yang harus melakukan perlawanan secara halus karena tekanan dan kekangan menjadi virus yang harus membuatnya memberontak setiap sesaat.

Ketika air mata itu mengundang tangis dan aliran kebencian yang tak berpihak, tersudut dalam arah kegamangan, namun Gery sudah mampu menepis kegamangan itu, sehingga kisah yang terus berjalan dalam pusaran-cinta-untuk-memilih hingga pada akhirnya pelaminan itu menunggunya untuk menuai cinta yang akan seluruhnya tertumpah dalam hati sang pujaan hati.

Kemana hati ini akan mencari obat penawar dalam segala luka  yang tersayat oleh tradisi yang mengekang, betapa rindu sang ibu tak akan pernah pudar, sebab cinta dan keinginannya yang begitu besar, sehingga nurani itu bagai tergores oleh pisau yang tajam.

Waktu terus berjalan, perlahan-lahan Gery mendekati ibundanya, dalam suasana hening Gery berusaha untuk mengutarakan keinginannya soal bagian dari jiwanya yang terbuang oleh adat mereka, Mi...sejenak keheningan terdiam dalam suasana sepi, Ia Ger..sini nak mendekatlah ke Umi...Mi sebenarnya ada hal penting yang ingin kuutrakan pada umi, soal aku, dan hidup yang ingin kujalani, tapi......Sejenak Gery terdiam dan terpaku....tapi apa nak, jawab Uminya...Dengan mengambil nafas panjang, Gery mulai mengutarakan kegelisahan dalam hatinya, Mi...dengan segala hormat, dan permohonan maaf, anakmu ini mungkin selalu membuat kesalahan yang teramat sangat, anakmu ini sering tidak patuh dan melanggar aturan keluarga dengan selalu keluyuran tiap malem, maka malam ini aku bersimpuh dihadapan umi memohon maaf dengan ikhlas dan kerelaan hati.

Anakku...maafku dalam hati akan selalu dan terus ada untukmu, cinta dan kasih sayang seorang ibu pada anaknya sampai kapanpun tak akan pernah pudar, maafkan Umi juga anakku, sebab seringkali larangan dan berbagai aturan yang dibuat hanya semata-mata karena cinta dan kasih sayang yang melekat pada diri ini untuk anak-anaknya, bukan untuk siapa anakku...ya, sekarang katakan dan sampaikan pada umi, apa yang engkau ingin utarakan? Kembali keheningan pagi yang sejuk itu menyeruak dalam pikiran Gery, antara ragu dan bimbang untuk mengutarakan perihal isi hati tentang masalah hidup dan masa depannya dengan kekasih sang pujaan hati..

Umi....Gery memulai perkataanya, yang ingin anakmu katakan ini mungkin saja adalah hal yang dibenci atau tidak sesuai dengan harapan keluarga, tetapi apa boleh buat ini merupakan pilihan dan jalan hidupku, apapun resiko yang akan terjadi, tentu anakmu ini sudah siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, sebab cinta, kasih  sayang, dan harapanku sudah bulat dan aku putuskan untuk melangsungkannya umi.. ia, apa itu nak...Umi Gery memandang anaknya penuh keheranan, karena tidak biasanya putra busngsunya itu berbicara halus dan sangat sopan, seperti yang terjadi pagi ini. Kecurigaan mulai merayap pada pikiran ibunya Gery..

Gery kembali menarik nafas panjang, sebelum mengutarakan isi hatinya yang sudah lama terkubur dibalik kebohongan-kebohongannya. Gery kembali lagi memulai perkataannya, Umi sekali lagi anakmu ini memohon dan meminta maaf dengan kegala keihlasan dan kerendahan hati, aku sampaikan pada umi sekaligus memohon doa restu dengan penuh harap, bahwa pada bulan mendatang anakmu ini akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih pilihan hati, karena Gery yakin terhadap  perempuan yang akan menemani hidup anak umi ini sudah tercipta untukku dan akan selalu menjadi pendamping hidupku, meski keluarga sangat tidak menginginkan hal ini, tetapi ini sudah menjadi pilihan hati, dan InsyAllah ini adalah kehendak yang maha kuasa..Keheningan kembali menyeruak dalam pikiran masing-masing, Ibu Gery terdiam antara percaya dan tidak percaya dengan keputusan anaknya yang tetap dianggap menyalahi kebiasaan dari bangsanya,,. ibu Gery sudah tidak tahan, dan air matanya itu berderai perlahan, mendengar ucapan anaknya, tetapi apa boleh buat keputusan Gery sudah bulat, meski restu ibunya tak mampu Gery genggam untuk dibawa kepelaminan.

Sang ibu pun menundukkan kepalanya, selendang yang menjadi kerudung itu pun dibuat untuk mengusap air mata yang mengalir perlahan tanpa henti, bagai aliaran air kecil diparit yang jernih mengalir kesebuah lembah, terasa melayang dan penyesalan kembali dalam alunan jiwa sang ibu..dengan berat hati akhirnya sang ibu berkata, Nak Umi tidak bisa memutuskan, atau bahkan mengamini keputusanmu, tetapi apa yang kamu lakukan,,kasih sayang ibu tidak akan pernah pudar untukmu....

Bersambung >betapa-aku-takut-dengan-bayangmu

Baca Selengkapnya ....

Hadirmu Selembut Belaian Sutra

Posted by Unknown Monday, 27 May 2013 0 komentar
Bagai kapas yang terbang mengikuti arah angin..

Engkau datang dengan senyum yang merekah..

Seperti busur yang menyelinap dalam relung jiwa terdalam..

Lembut tanpa terasa menjangkiti hati yang tak ingin pudar oleh cinta dan kasih sayang..

#

Sungguh aku tak ingin air mata itu terus menetes..

Pada jemari kepedihan yang berjalan bagai sapuan ombak..

Ditengah kebisuan dan kerisauan..

Aku terus mencoba mencari setitik yang terang...

#

Meski jiwa kita terpasung..

Dalam alunan rindu dan dendam..

Tak ingin tembok yang tinggi menjulang tetap menghalangi gerak dan langkah..

Dalam bongkahan impian yang tertutup rerimbunan.. 

Created by : Faisol

Baca Selengkapnya ....

Nyanjian Jiwa

Posted by Unknown 0 komentar
Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?

Baca Selengkapnya ....

Hanya Engkau Kekuatanku

Posted by Unknown 0 komentar

Gemerincik suara hati bertalu-talu...

Berdendang tanpa akhir aku pandang..

Melantunkan doa suci dalam nurani..

Pada kisah yang terus bergulir menjadi kristal air mata suci...

Lankahku..

Gerakku..

Pandanganku...

Jiwa dan hatiku....

Serta nafsu-Ku..

Adalah milik-Mu..

Tiada aku berhak menuntut lebih dari-Mu..

Sementara gubangan itu teramat kecil untuk menumpahkan lelah yang menggelisah..

Nafas pun mendesah...

Aku janji..

Semuanya harus memiliki bukti...

Bahwa yaqin jangan sampai terbeli...

Oleh koin-koin duniawi...

Hanya pada engkau wahai Tuhanku...

Penguasa semesta alam..

Menjadi kekuatan dalam langkah yang buram...




Baca Selengkapnya ....

Bagai Langit Tanpa Bintang!

Posted by Unknown 0 komentar
Gelap tanpa terasa sudah hadir menghampiri kegundahan dan kegelisahan yang muncul tanpa aku duga sebelumnya, Tuhan apakah engkau begitu cintanya padaku, hingga engkau memberikan ujian yang kadangkala aku bingung dengan semuanya. Ketika jiwa ini harus menjerit dengan tangisan yang sahdu, pada siapa pula pengaduan itu aku lepaskan, bak busur yang menancap pada dinding besar. Seperti sendiri dalam alunan irama yang mengebiri.

Langkah terseok, air mata rasanya tak pernah lelah mengalir dalam kidung cinta dan emosi yang membara bersahutan, menggenggam keyakinan yang tak ingin lusuh oleh waktu dan zaman, sampai kapan akhir dari persoalan yang telah kumulai ini hingga usai.

Semangat ini tidak boleh runtuh, meski gelombang besar menghantam dalam pusaran keyakinan, sebab cinta, luka dan bahagia adalah sepasang kekasih yang tak akan pernah hengkang dalam lukisan sejarah.

Seperti air yang mengalir menyusuri lembah..
Tiada henti untuk berkiprah..
Dengan pengetahuan dan keyakinan..
Aku terus melangkah dan belajar..
Hingga malam datang menjelang..
Dalam gelap yang bertautan..
Sebab cahaya tak lagi merekah..
Dalam pesona hidup yang memerah..

Laksana langit tak berbintang, gelap yang jauh cukup panjang, tanpa cahaya sebagai penerang, terseok dan tertatih merangkai bait-bait kehidupan menjadi bangunan indah yang penuh dengan makna surgawi. sepi sendiri seakan tanpa siapapun untuk berteduh, sekedar melepaskan keluh-kesah, semuanya lari tanpa ada hitungan jarak, hanya kepentingan sesaat, kemudian menyelinap dan menghilang dalam gelap.

Hanya setitik keyakinan yang ranum, masih aku terus lestarikan sebagai jalan sekaligus penerang untuk menggapai impian yang panjang.

 
 


Baca Selengkapnya ....

Saat Embun Menetesi Daun-Daun

Posted by Unknown Sunday, 26 May 2013 0 komentar
Selamat Pagi...

Sejukmu membangunkanku dari ranjang mimpi..

Lama kumerenung..

Dalam rindu yang terpasung..

#

Gemercik air..

Menambah sejuknya jiwa, kala kuusap pada mukaku yang kering..

Menjadi air wudhuk..

Untuk mendamaikan jiwa-jiwa yang sedang mabuk..

#

Aku ikhlas..

Pada puisiku yang mulai mengeras..

Karena sabda Tuhan, pastilah kubalas..

Dalam cinta dan air mata yang mengalir tanpa batas..

Sebagai simbol atas rinduku yang memanas..

#

Termangu bersama tetesan embun..

Bertengadah dalam kesejukan cinta..

Menari dalam buaian asmara..

Lalu kuhirup kasih Tuhan yang menyerap pada semesta..

#

Begitu indah dan sejuk..

Kala engkau bangunkanku dari rindu yang terlelap..

Meski aku harus diam sejenak..

Bersama embun yang mengalir lembut dalam benak..

Baca Selengkapnya ....

Kalian Jerat Aku Dengan Benang Sutra Kemewahan

Posted by Unknown 0 komentar
Ketika sang buah hati terlahir pastilah keinginan besar sang ayah bunda mengharapkan yang terbaik untuk anaknya,akan tetapi jalan manakah yang akan di pilih? Teka-teki masih bergelayut dalam pikiran dan bayangan.

Ketika berumur 1-6 tahun adalah masa 2 kepekaan otak bawah alam sadar seorang anak

Orang tuaku sangatlah keras hingga ke bawa ke dalam bawah alam sadarku hingga dewasa masih melekat kuat, takut berucap,takut bertindak karena kerasnya seorang bapak dan ibu hingga membunuh semua kinerja otakku, dan masa-masa itu masuk kebawah alam sadar. Mereka masih mengikuti tradisi jaman dahulu tanpa memandang masa sekarang, aku tidak pernah di beri jalan untuk berkembang dengan segenap keinginan dan kemampuanku, pada akhirnya aku masih dianggap seperti anak kecil, yang harus dibiming untuk berjalan.

Apapun itu harus mengikuti apa kata orang tua, beruntung aku sekolah di pondok pesantren modern yang lepas dari lingkaran keluarga selama enam tahun, dalam perjalanan enam tahun itu aku dapat membuktikan bahwa aku bisa berkreasi dan otak pun mau bekerja keras sesuai keinginan hatiku, prestasiku dapat juara dengan kemampuan yang tinggi aku raih, mesi tak sempurna harapan, tapi apa daya ketika lulus aku harus berhadapan dengan mereka kembali, dan lagi-lagi aku ada dalam aturan yang tidak memungkinkan aku untuk berkembang, namun dengan usaha dan upayaku yang sangat keras untuk mengembalikan performa otakku sedia kala seperti waktu Smp/Sma tetap tak menuai hasil, orang tua mana yang menginginkan anaknya gagal dalam segala hal? jawabnya tidak ada, orang tua mana yang mau menyesatkan anaknya? jawabnya pun tidak ada. Akan tetapi ada orang tua yang membuat anaknya jadi tersesat dan gagal, keinginan keras demi orang tua pun sia-sia karena satu kata dari orang tua yang terucap kemudian itu fatal yaitu “ tidak mengikuti kata orang tua dan berbohong pada orang tua bisa ngak selamat” 

Kembali lagi otakku tercemari dan harus dicuci sesuai keinginan mereka dengan dalih itu yang lagi-lagi mengganggu aktifitas otakku, kosentrasi pun buyar, okelah aku ikutin aturan mereka, namun aturan mereka membuatku seolah-olah kebingungan dalam berjalan,gelap terasa memandang jauh kedepan, karena bertentangan dengan segenap karakterku yang bias dikatakan sedikit liar untuk berkreasi, sedikit demi sedikit pun aku kasih penjelasan pada mereka dengan lemah lembut tapi mereka menolaknya dan menganggap aku mulai berani melawan titah orang tua yang harus menjadi raja, tanpa harus ada penolakan sedikitpun, bicara dan kurang ajar pada mereka, seiring waktu seperti itu terus berjalan seolah tanpa batas, selalu aku cari jalan agar performa otakku kembali semula, tapi itu hanya sia-sia belaka, dengan kerasnya mereka aku serasa buta masa depan, aku tidak dapat menentukkan masa depan mana yang aku pilih? serasa di depan itu gelap gulita, yang ada adalah menggantung pada mereka, rasa ketergantungan itu makin menjeratku pada lingkaran panas, “ kamu minta apa saja orang tua kasih asal nurut pada orang tua” ok, aku lakukan, demi kebutuhanku kuliah aku minta pada mereka, apa pun aku bicara pada mereka. Aku tidak sadarkan diri jika segala pemberian itu makin  menjeratku, hingga masalah waktu pun terbatas untukku, aku rasa ruang gerakku makin di belenggu.

Bagaimana aku bisa berkreasi dan otakku mampu bekerja sebagaimana orang-orang yang berfikir jernih?...
Pertanyaan itu slalu bersemayam di pikiran hingga memakan semua kemampuan fisikku dan jatuh sakit,sakit pun masih di salahkan yang tidak nurut sama mereka lah,kesehatan tidak dijaga lah,mereka bicara “ nak jangan terlalu banyak beban mikir,inget kesehatannya” iya..tapi siapa yang mampu mengurangi beban pikiranku sedangkan aku harus dan selalu memikirkan aturan yg mereka buat, kemudian aku jujurkan pada mereka apa yg menjadi penat di otakku..tapi jawaban dan tanggapan mereka menolak kejujuranku,cuman bisa bicara kalau orang tua itu paham prasaan anak,orang tua itu peka tapi apakah itu yg disebut peka segala sesuatu yang ku ungkapkan dianggap tidak sopan terhadap orang tua,hingga otakku bertindak tidak terkontrol dan membuat sebuah keputusan “ apalah artinya kejujuran jika tidak di terima?maka kebohongan itu lah kejujuran bagi mereka”  aku jalani hidup ini penuh dengan kebohongan pd mereka,dosa lah aku,tapi ALLAH MAHA MENGETAHUI SEGALANYA. Segala ucapan yg keluar untuk mereka sedikit pun tidak ada unsur kejujuran,aku mulai lagi menginginkan sebuah suasana dingin dg sebuah kejujuran yaitu soal pasangan hidup, mereka melonjak tinggi dengan berkata “ awas ya jangan sampai dapat selain kalangan kita sendiri,kalangan kita jg banyak yg lebih baik” tanpa ada alasan yang benar-benar jelas dari mereka dan juga berkenaan dengan agama kemudian muncul pertanyaan kenapa aku tidak boleh memilih jln hidupku sendiri…semakin buta lah apa yg ada di depan hadapan ku ini. Tidak ada 1 pun dari saudara2 ku yg mendukung aku dalam memilih jalan hidupku,seolah2 langkah2 ku mereka lah yg menjalankan,
 
ungkit demi ungkit terjadilah perdebatan antara aku dengan saudara-saudaraku, ternyata apa yg slama ini mereka beri hanya lah semata tuk memimpin langkahku,mereka berkata “ kamu kurang apa orang tua berikan sama kamu?km minta apa saja di beri,tapi begini caranya kamu berbalas budi?biaya orang tua untuk kamu gak sedikit,kamu bisa beri apa ke orang tua? “ aku shock sekali dengan pertnyaan2 itu kata2 itu mematahkan sendi2 pergerakanku. Fatal sekali,jadi pemberian mereka hanya lah senjata bagi mereka yg siap di luncurkan saat aku berdiri tegak, lalu..jika tidak pada mereka aku meminta biaya hidup slama aku ada dalam pendidikan kepada siapa lagi?apa kah itu yg disebut orang tua?lalu mana orang tua ku yg bener2  ikhlas pada anaknya?mendapatkan jawabannya sangat sulit. Aku hanya mencari dan berharap ada seorang yg dapat mengulurkan tangannya kemudian menarik aku keluar dari lingkaran itu. Dengan usia yg sedemikian masih dianggap anak kecil..

Tapi dengan kebohonganku pada mereka menghasilkan daya kerja otakku kembali,aku mendapatkannya,aku sedikit dapat bicara,yang awalnya ada di otak tapi tidak dapat di ucap namun dengan demikian sedikit demi sedikit otak dan hatiku mulai bekerja sama.
 
Aku terus berlari, lari dan lari…trauma rasanya saat aada perkataan tentang kata2 keluarga..karena keluarga aku lemah,karena keluarga masa depanku gelap,karena mereka juga kesuksesanku tertunda yang tidak dapat diketahui hingga kapan.
TIDAK SEMUA KELUARGA ITU BENAR MENURUT PERSEPSI MEREKA, MESKIPUN WUJUDNYA BAIK.

By: Pein

Baca Selengkapnya ....

Para Pelayan Tuhan..

Posted by Unknown 0 komentar
Kurenungi malam ini, bentuk kegelisahan hati yang tak berujung, menuai tanya tanpa ada kepastian dalam hruk pikuk kehidupan mencari sebongkah kebenaran yang hampir setiap saat diplesetkan oleh pikiran-pikiran nakal dan liar.

Seakan tanpa jejak kita mencoba membangun dan merangkai kembali tuhan-tuhan baru untuk dilayani, tuhan sebagai pemuas kenikmatan dan kesenangan yang arogan. Kembali merebak dalam berbagai bentuk keyakinan yang terstruktur oleh aturan-aturan yang mengikat dan mengharuskan pikiran-pikiran liar itu harus patuh dan tunduk pada aturan yang seringkali dipaksakan dengan atas nama adat-istiadat yang hukunya wajib untuk diikuti. keliaran pikiran kahirnya terpenjaran dalam ruang yang terbatas.

Sepertinya aturan itu adalah hasil pikiran-pikiran yang disepakati secara berkelompok, siapapun denggan rangkaian bahasa yang indah dan apik, berupaya membuat pembenaran-pembenaran dengan berpedoman pada akal yang licik untuk mempropaganda pembenaran dengan mengatasnamakan kitab yang paling suci sebagai pedoman untuk melayani Tuhan.

Tuhan yang mana untuk dipatuhi dan dilayani setiap saat? apakah Tuhan perlu untuk dilayani? semuanya hanya ada dalam hati setiap insan yang bertuhan...

Makin banyaknya agama sebagai keyakinan untuk berjalan menuju yang hakiki, justru menambah kebingungan dan ketidakberdayaan pemeluknya, semua berdalih bahwa kita sebagai manusia wajib hukumnya untuk melyanani Tuhan, apakah itu sebagai bentuk doktrin, dengan membersihkan otak-otak yang sudah penuh dengan kesibukan setiap saat, dan untuk mencari kedamaian dalam hati, dengan menjadi pelayan Tuhan..

Bukan dalam rangka mendiskreditkan para perempuan yang harus bersimpuh untuk menjadi orang nomer dua, tetapi lembah persoalan yang seringkali menjadi kontroversial, berawal dari keinginan-keingina yang meletup-letup dalam diri, masih ingatkah perempuan pertama yang bernama ibunda Hawa sebagai selimut cinta bagi sang Adam, disitu masih banyak penafssiran yang cenderung debatebel, mengenai hal diperbolehkan ataupun sesuatu yang dilarang, dan pihak ketiga tetaplah berperan sebagai sang penggoda untuk merayu dan melakukan hal dilarang, yaitu melahap buah khuldi ditengah taman surgawi.

Jika kita pelayan sejati Tuhan, maka layanilah Tuhan, Jika kita pelayan iblis, layanilah iblis itu dengan sepenuh hati, Jika kita pelayan diri dan Tuhan maka seimbangkanlah perjalanan menunju kedamaian, semuanya memiliki konsekuensi yang harus dijalani, tak peduli apakah engkau orang hitam, putih, kuning langsat, atau orang yang berkulit sawo matang.

Pelayan-pelayan Tuhan, apakah bidadari surgawi, atau para bidadari yang masih berkeliaran dan masih menghembuskan nafas didunia, masih penuh dengan tanda tanya yang tak terpecahkan, meski banyak pembenaran-pembenaran dalam kitab suci yang menjadi keyakinan pada tiap-tiap agama yang dianut.

Para pelayan Tuhan pasti cantik dan eksotis, sehingga yang memandangnya akan takjub dan terpana...silau oleh keinginan dan nafsu yang ambisius.

Baca Selengkapnya ....

Penuhi Cintaku Dengan Ayat-Mu

Posted by Unknown Saturday, 25 May 2013 0 komentar
Malam kian menyepi, pelan-pelan keramaian mulai kembali satu persatu pada persinggahan, canda dan tawa sudah tak terdengar lagi, menunggu hari esok dan berharap mentari hadir dengan cahayanya yang cerah, dan mampu menerangi kegelapan dalam hati yang seringkali tak tentu arah.

Dengan ditemani segelas kopi dan rolok eceran, asap itu mengepul terbang keangkasa, seakan tanpa beban dan lenyap ditelan hembusan angin malam. Ya Tuhan yang agung penuh dengan kasih dan rahmat bagi semesta alam, tentu saja aku ingin bergerak dengan cinta yang tertoreh dengan ayat-Mu, meski teramat berat ujian dan cobaan yang harus kudaki. Sesekali air mata ini jatuh tak tertahan dan terharu dalam gubangan rindu didasar jiwaku.

Dimana emosi terbangun saat pertautan mulai muncul, tanpa sengaja, aku mendengar, melihat senyum yang polos tanpa keraguan, serta pergaulan yang lincah menjadikan jiwa ini seperti tersedot dalam keinginan yang besar untuk melakukan kebaikan, tetapi entah mengapa aku sungguh tak kuasa untuk melepaskan kata-kata yang harus kuucapkan, bukan tidak berani ataupun cengeng dengan semua kondisi jiwa ini, tetapi begitu berat untuk merangkai kata yang terucap.

Kembali lagi kedalam diri yang masih penuh dengan taka-teki, bukan untuk menyesali, tapi untuk dimengerti, walaupun pada kenyataannya cinta dan persaudaraan masih sangat tipis perbedaannya. Tuhan maha sengaja menciptakan segalanya.

Jika hidup ini memang adalah pilihan dan semuanya wajib untuk memilih jalan yang sesuai dengan kapasitas yang kita miliki, tentu, inilah jalan itu yang aku mampu, meskipun kadangkala susah untuk dipahami, apalagi dijelaskan pada orang lain, cukuplah aku dan Tuhanku yang mengerti segalanya.

Begitu dalamkah rasa dalam hati ini, hingga desiran ombak yang bergulung dijiwamu mampu aku rasakan berhembus pada dinding hati, entah mengapa tiba-tiba terasa sesak dan sedih, bahagia berbaur menjadi satu dan bawaan tubuh ini seperti panas dan dingin, menyelinap pada dinding jiwa yang terus bergelora, bagai pancaran cahaya yang kadang redup, dan kadangpula memantul dengan terang benderang.

 Harapku tak ingin lelah, pada yang kuasa aku berpasrah, rindu dan benci jadilah satu..karena itu adalah pertemuan kehidupan, sebelum perpisahan itu harus berakhir....

Bersambung>>


Baca Selengkapnya ....

Jangan Nodai Kursi Itu Dengan Kotoran Sapi..

Posted by Unknown 0 komentar
Seperti melupakan maut yang pasti akan menjemput pada waktunya, semua makhluk pastilah akan merasakan, diujung sana masih kulihat bentuk tawa yang berantakan, karena sudah mendapatkan apa yang menjadi keinginan, sehingga itupun menjadi alur yang panjang, dimana para selir-selir senantiasa nongkrong untuk mendapatkan upah sekaligus kepuasan.

Kepercayaan kami seperti dipreteli oleh banyak kepentingan yang bersifat pribadi, dengan dalih kemaslahatan ummat atau menjadi kebaikan seluruh rakyat, tetapi fakta liar yang meliuk bagai ular, "tidak mampu" menjaga, mempertahankan, bahkan mengembangkan amanat tersebut seperti janji-janji mereka yang kerapkali dilontarkan pada setiap kampanye, terasa semuanya hanya omong kosong untuk membuai kami yang sungguh cukup tidak tahu terhadap permainan.

Kursi yang empuk nan indah, menjadi rebutan semua orang yang berkepentingan dengan niat yang sangat beragam, apapun bentuknya itu semua adalah kursi rakyat, dan kalian yang duduk dengan nikmatnya, adalah pemberian rakyat, pemberian rakyat yang sesungguhnya tanpa meminta imbalan yang muluk-muluk, justru kalian berpikir itu semua adalah ladang untuk memperkaya diri dan memuaskan hasrat birahi tanpa pandang bulu.

Sampai kapan kursi penentu kebijakan itu terus menerus dikotori oleh otak-otak yang tak memiliki visi untuk kebaikan dan pembangunan  negeri ini? atau semuanya harus dirombak secara besar-besaran dengan nama Revolusi, atau mungkin saja semua akan berjalan dengan jalur otak udang..entahlah, urusan penguasa yang tahu adalah penguasa, dan rakyat seperti kami tidak berhak bahkan tidak boleh tahu dengan hasrat mereka yang dibungkus dengan namanya program.

Program itu katanya berbentuk konsep dan menjadi sistem yang memiliki alur, tetapi kami juga tidak tahu alur dan sistem seperti apa yang harus dijalankan untuk merealisasikan yang namanya program itu, tentu saja penguasa lebih tahu dari kami.

Rakyat yang tertindas, bahkan harus dilindas kepalanya sampai remuk dan tak bergerak, apabila kami memberontak atas kelaliman dan kebijakan yang hanya memihak pada pribadi dan kelompok, siapa yang dekat, maka mereka akan diangkat, yang penting jangan banyak komentar dan kritik.



Baca Selengkapnya ....

Berkelana!!

Posted by Unknown Friday, 24 May 2013 0 komentar
Sepanjang waktu bergumam dengan alam, manusia, dan Tuhan, Menumpahkannya dalam bentuk tulisan, masih sulit untuk dipahami kemana arah ini akan mencapai puncaknya, ketika banyak tangga yang harus dilewati.

Jujur bahwa pengembaraan ini masih belum sebanding dengan pembelajaran yang kudapatkan, masih banyak celah-celah yang belum kutemukan dan juga masih belum terjawab sepenuhnya atas kegelisahan yang seringkali tumpah dalam aliran sunyi.

Ketika Tuhan mengatakan : "Aku tidak akan merubah nasib suatu kaum, kalau Kaum itu tidak merubahnya sendiri", perlu dicermati kembali, apa yang menjadi Statemen Tuhan dalam ayat yang menurut penulis pribadi kebenarannya tidak diragukan lagi, dan tentu saja hal itu bisa kita buktikan bersama-sama. kemudian muncul dalam benak, membuat suatu perubahan itu berapa persenkah dalam diri, dan juga berapa persen kehendak Tuhan ikut campur dalam kerangka membuat perubahan tersebut? masih menjadi teka-teki dan juga masih serba misterius, yang pada akhirnya semua terserah pada finishing Tuhan.

Menjadi seorang musafir dan bertahan dalam situasi yang akut memang tidak mudah, tidak banyak orang yang istiqomah memperjuangkan keyakinannya, bahkan yang lebih menyakitkan, ketika keyakinan hanya dijadikan topeng untuk meraup kekayaan. mungkin saja itu benar menurut persepsi mereka, atau mungkin saja bahwa semua yang ada dimuka bumi ini hanyalah permainan dan panggung sandiwara saja.

Siapapun pasti akan mengatakan bahwa hidup ini adalah perjalanan, ibarat sang waktu yang berputar dari satu titik ke titik yang lain, sehingga pada saat-saat tertentu perlu singgah untuk merenungkan kembali kesalahan-kesalahan yang terjadi, sebagai salah satu refrensi untuk melakukan yang terbaik.

Aku berkelana dalam kesendirian yang sunyi, semakin masuk kedalam dan terlena dengan kegilaan-kegilaanku dengan pikiran, perasaan dan tulisan, tak ingin berhenti, meski badai ekonomi menjadi ranjau-ranjau dimana-mana yang tak bisa kupungkiri keberadaannya menjadi jebakan yang mematikan.

Sepanjang waktu berpikir untuk menjadi yang baik dan terbaik, dari banyak gerakan yang hidup dalam tulisan.





Baca Selengkapnya ....

Semangat Menulis Fiksi, Dari Mana Datangnya?

Posted by Unknown 0 komentar
Sulis Gingsul membuat akronim baru yang mengesankan yaitu lisal (tulisan asal). Lisal sebenarnya sama dengan puisi. Namun, lisal mempunyai kekuatan yang menyegarkan. Mengandung semangat untuk menulis puisi bagi siapa saja. Barangkali pesan yang ingin disampaikan Sulis Gingsul melalui lisal adalah : mari menulis puisi, siapapun Anda, ya siapapun pasti bisa untuk merangkai kata dengan indah, karena menulis fiksi harus mengerahkan imajinasi, bagai orang melukis yang tak pernah puas dengan apa yang dilukisnya.

Sastra bumi sebenarnya senada dengan lisal. Pesannya adalah siapapun bisa dan boleh menulis sastra. Sastra bumi yang dimaksud di sini bisa cerpen, bisa juga puisi, juga sastra lainnya. Sastra bumi tidak mementingkan bakat, namun mementingkan proses : semakin terus dsdilatih, maka pasti bisa, hanya butuh waktu dan pikiran myang tenang, serta suasana jiwa yang damai.

Nah, pengembangan dari sastra bumi dan juga terinspirasi dari lisalnya Sulis Gingsul, maka ada istilah fiksi “Sedap”. Ini mungkin hanya semacam hipotesa kecil-kecilan mengenai sebuah cerpen yang mempunyai ciri : sederhana dan apik. Maka dari itu sedap merupakan akronim dari sederhana tapi apik. Cerpen sedap berarti cerpen yang sederhana tapi apik.

Sederhana

Menulis cerpen sederhana tidak bisa dianggap enteng. Bahasa yang sederhana adalah bahasa yang mengalir. Gaya bahasa yang digunakan terang benderang, artinya jelas sejelasnya. Karena itu enak ditulis dan enak dinikmati. Enak ditulis asalkan banyak latihan.

Apik

Tulisan yang apik berarti tulisan yang bersih dan bagus. Bersih berarti minim kesalahan, bagus berarti mempunyai kesan yang mendalam bagi pembacanya. Kesan yang mendalam bisa berupa ceritanya yang menarik, pesan yang ditinggalkan yang inspiratif, dan sebagainya.

Cerpen sedap dapat dipadankan dengan genre realisme naturalisme. Genre ini dikenal juga dengan genre minimalis. Ahmad Tohari, Aba Mardjani, dan Hemingway merupakan cerpenis yang kerap menulis genre jenis ini.

Cerpen sedap seperti ingin mengatakan, bahwa menulis cerpen sederhana adalah sah untuk dikembangkan dalam ranah fiksi, sebagaimana jenis cerpen lainnya.

Baca Selengkapnya ....

Tidak Mudah Membuat Tulisan Yang Indah

Posted by Unknown 0 komentar
Menulis, yang dimaksudkan untuk konsumsi publik, baik fiksi maupun non-fiksi, ternyata prosesnya sama saja.  Perlu survey mendalam tentang topik yang akan ditulis dan kepiawaian merangkai kata hingga mampu memikat pembaca untuk membaca hingga huruf terakhir.

Survey sebelum menulis menjadi wajib karena kita tidak pernah tahu kalangan mana yang akan membaca tulisan kita.  Dan tentu saja untuk meloloskan tulisan kita dari ‘terkaman’ para reviewer sebelum dinyatakan layak untuk dikonsumsi publik.  

Beberapa waktu lalu saya membaca cerpen yang sedikit menyinggung masalah medis dan memakai beberapa istilah medis.  Tapi sayangnya, beberapa istilah yang digunakan keliru dan tidak tepat sehingga membuyarkan piramida cerita yang sudah tersusun di benak saya.  

Saya yang kebetulan sedikit belajar tentang istilah tersebut menjadi sangat terganggu karena pemakaian istilah yang salah.  Atau ada lagi hal lain yang bisa mempengaruhi kenyamanan membaca, yaitu informasi yang tidak lengkap.  

Dalam menyuguhkan cerita kita tidak boleh berasumsi bahwa pembaca sudah tahu tentang hal yang sedang kita tulis.  Sebaiknya kita berpedoman bahwa pembaca sama sekali belum tahu tentang hal tersebut, sehingga tulisan kita menjadi informatif dan menambah wawasan pembaca.  Apalagi kalau kita memilih topik yang ‘tidak umum’ dan merupakan hal baru bagi pembaca yang kita sasar dari segi kultur maupun latar belakang lainnya.  

Seharusnya penulis adalah orang yang paling tahu tentang apa yang ditulis.  Dalam hal umum dan khususnya sebuah topik, topik percintaan adalah topik yang sangat umum.  Karena hampir semua orang pernah mengalaminya walaupun sudut pandangnya bisa berbeda-beda.

Jadi, walaupun menulis itu mudah, tapi membuat tulisan yang baik itu tidak mudah.  Perlu soul, passion, dan kerja keras untuk menghasilkan tulisan yang indah, runtut, dan informatif.  Mungkin harus menjadi hobi agar ada rasa cinta saat menulis.  Sedikit berbeda dengan tulisan fiksi, pada saat menulis topik non-fiksi, misalnya tugas akhir atau karya ilmiah, perlu ada satu ‘alat pemaksa’ yaitu batas waktu sekolah.  Karena tidak semua yang sekolah hobi menulis.  Yang bisa dilakukan mungkin memilih topik yang kita sukai untuk ditulis.

Baca Selengkapnya ....

Tuhan : Jangan Biarkan Aku Tenggelam Dalam Kesesatan..

Posted by Unknown 0 komentar
Bila saja waktu bisa disamakan dan disejajarkan, mungkin saja aku ingin mengulang kembali pelajaran yang telah lama kulupakan, mengingat kembali, mengulang, memahami, dan kemudian bertindak dalam kehidupan yang sebenarnya, bukan lantas menenggelamkan diri dalam kebingungan dan ketidakpuasan terhadap apa yang telah dicapai, apapun itu sangat tidak pantas untuk disesali kembali, kecuali hanya jadi pembelajaran untuk berbenah diri.

Siapapun itu orangnya, ketika dalam situasi dan kondisi yang sangat terdesak, bahkan keterdesakan tersebut bisa dikatakan diujung puncak, maka ia akan menyebut sang pemiliki kekuatan yang maha dahsyat meski dengan kebingungan dan ketidaktahuan yang dimiliki. Ada yang menyebut oh..Allah, ada Tuhan, ada oh My God, ada yahweh, ada sang hyang widi, dan tentu pula ada Tuhan-tuhan baru yang sengaja diciptakan untuk memecah gelombang keyakinan.

Tuhan...Tuhan jangan tinggalkan aku sendiri, yang terpojok pada ujung yang gelap, butuh waktu belajar untuk memahami dan mengerti, serta mencari apa yang belum diketahui. akankah engkau meninggalkanku sendiri? dalam kesesatan yang seringkali tidak aku pahami dan kadang tidak disengaja, tuntunlah aku pada jalanmu yang benar menurutmu, bukan menurutku. Aku bergumam dalam hati, mencari jawaban yang tercecer tanpa kepastian.

Teka-teki hidup pun mulai menggelayut dalam pikiran dan bayangan yang kadangkala hadir tanpa aku undang, memandang wajahmu, terasa menyejukkan dan mendamaikan, apakah Tuhan telah menciptakanmu untukku, atau hanya sebatas ilusi dalam kerangka koneksi sosial, entahlah aku juga tidak tahu, sampai kapan keadaan ini akan melingkar yang terus menjadi pusaran dan semakin membesar saja.dimana aku harus mencarinya, Apakah kuharus mencari-tuhan-di-lorong-gelap, entahlah!

Berjalan pada telaga sunyi, sendiri dan menyendiri..merenungi dan melihat kembali pada jiwa yang terdalam, bahwa keinginan untuk mengungkap misteri kehidupan ini merupakan catatan pokok untuk mendapatkan jawaban langsung dari Tuhan seru sekalian alam.

Tidak mengapa engkau memusuhi sekaligus membenci secara bersamaan, meski beribu maaf tetap terkunci...biarlah Tuhan yang akan menilai, karena Dia-lah tempat satu-satunya bergantung dan memohon, dan membiarkan sang waktu berjalan seperti apa adanya.

Aku Mohon pada-Mu Tuhan...Sebesar apapun ujian dan cobaan itu, maka sesuaikanlah dengan kapasitas yang kumiliki, segalanya di akhir sandiwara akan berpulang kepangkuan-Mu.

http://smartbookpenyair.blogspot.com/2013/05/mencari-tuhan-dilorong-gelap-ii.html

http://smartbookpenyair.blogspot.com/2013/05/mencari-tuhan-dilorong-gelap-iii.html

http://smartbookpenyair.blogspot.com/2013/05/para-pelayan-tuhan.html



Baca Selengkapnya ....

Bukan Tak Ingin Hadir Untuk Menjemput Cinta-Mu

Posted by Unknown Thursday, 23 May 2013 0 komentar
Siang ini mentari begitu sempurna memancarkan cahayanya, meski terasa sedikit panas menyengat pori-pori tak harus menghentikan langkah untuk menjadi diri yang sempurna, namun kenyataan ini begitu sulit untuk dipahami, tidak perlu jauh-jauh menilai dan mengevaluasi orang lain atau orang-orang disekitar kita, cukuplah kita mengevaluasi diri sendiri, mengenai kekurangan, kelebihan, suka, duka, dan seterusnya.

Aku masih bingung, dan dalam lingkaran ini masih belum finishing untuk melihat, mendengar, membaca, memahami, mengoreksi pergolakan dalam diri. Bukan lantas pembenaran-pembenaran yang acapkali hanya menjadi topeng-topeng kemunafikan, barangkali siapapun diri ini menginginkan yang terbaik dan suci, tetapi bukan dalam rangka arogansi dengan ke ber-Tuhan-an kita sebagai ummat yang berkeyakinan monoteisme.

Identitas sebagai simbolik pengenalan memang perlu adanya, tetapi tanpa harus menghilangkan bahkan membunuh bentuk yang esensial dalam diri, karena hidup ini adalah perjalanan yang memiliki banyak arah dan tujuan, ketika langkah ini salah, tentu akan menuai kritik dan dampak negatif yang akan didapatkan, begitu pula sebaliknya, langkah yang benar akan selalu terkoneksi dengan Tuhan sebagai satu-satunya tempat bergantung tanpa tendensi apapun.

Semakin banyak persepsi yang muncul yang cenderung kontroversial satu sama lain, terkesan bahwa Tuhan dikebiri dan mau diatur oleh kita, sementara Tuhan sendiri sang maha pengatur alam jagad raya, dan manusialah yang sesharusnya menerima aturan tersebut. Persepsi yang muncul dan berkembang seiring dengan kondisi Zamam yang kian berubah, sehingga bangunan dari pola pikir pun juga muncul pergeseran.

Bukan tak ingin hadir atas apa yang Engkau perintahkan,  untuk menjemput cinta dan kedamaian-Mu, namun hatiku masih bergejolak, dan aku masih memohon dengan sangat untuk dispensasi dan toleransi, jika engkau Bekenan ya Tuhan-ku....dan jika tidak berkenan mohon siksamu yang sanggup aku bawa untuk berlari dengan derai air mata yang penuh penyesalan dan pengabdian hanya untuk-Mu.

Aku tahu bahwa perintah itu sudah terangkai dalam huruf-huruf yang terangkai dalam kitab suci yang bernama Al-Qur'an, disitu sudah sangat jelas pada satu sisi, namun pada sisi yang lain penuh dengan penafsiran yang membuat dunia dan kehidupan ini berjalan dengan dinamis dan berkembang sepanjang waktu.

Tuhanku tak perlu dibela, dan akupun tidak pantas mengeluarkan surat pembelaan atas gejolak yang selalu muncul setiap saat yang terus bergelombang dalam hati.

 
 



Baca Selengkapnya ....

Kategory

Flag Counter

Followers