Para Pelayan Tuhan..
Sunday, 26 May 2013
0
komentar
Kurenungi malam ini, bentuk kegelisahan hati yang tak berujung, menuai tanya tanpa ada kepastian dalam hruk pikuk kehidupan mencari sebongkah kebenaran yang hampir setiap saat diplesetkan oleh pikiran-pikiran nakal dan liar.
Seakan tanpa jejak kita mencoba membangun dan merangkai kembali tuhan-tuhan baru untuk dilayani, tuhan sebagai pemuas kenikmatan dan kesenangan yang arogan. Kembali merebak dalam berbagai bentuk keyakinan yang terstruktur oleh aturan-aturan yang mengikat dan mengharuskan pikiran-pikiran liar itu harus patuh dan tunduk pada aturan yang seringkali dipaksakan dengan atas nama adat-istiadat yang hukunya wajib untuk diikuti. keliaran pikiran kahirnya terpenjaran dalam ruang yang terbatas.
Sepertinya aturan itu adalah hasil pikiran-pikiran yang disepakati secara berkelompok, siapapun denggan rangkaian bahasa yang indah dan apik, berupaya membuat pembenaran-pembenaran dengan berpedoman pada akal yang licik untuk mempropaganda pembenaran dengan mengatasnamakan kitab yang paling suci sebagai pedoman untuk melayani Tuhan.
Tuhan yang mana untuk dipatuhi dan dilayani setiap saat? apakah Tuhan perlu untuk dilayani? semuanya hanya ada dalam hati setiap insan yang bertuhan...
Makin banyaknya agama sebagai keyakinan untuk berjalan menuju yang hakiki, justru menambah kebingungan dan ketidakberdayaan pemeluknya, semua berdalih bahwa kita sebagai manusia wajib hukumnya untuk melyanani Tuhan, apakah itu sebagai bentuk doktrin, dengan membersihkan otak-otak yang sudah penuh dengan kesibukan setiap saat, dan untuk mencari kedamaian dalam hati, dengan menjadi pelayan Tuhan..
Bukan dalam rangka mendiskreditkan para perempuan yang harus bersimpuh untuk menjadi orang nomer dua, tetapi lembah persoalan yang seringkali menjadi kontroversial, berawal dari keinginan-keingina yang meletup-letup dalam diri, masih ingatkah perempuan pertama yang bernama ibunda Hawa sebagai selimut cinta bagi sang Adam, disitu masih banyak penafssiran yang cenderung debatebel, mengenai hal diperbolehkan ataupun sesuatu yang dilarang, dan pihak ketiga tetaplah berperan sebagai sang penggoda untuk merayu dan melakukan hal dilarang, yaitu melahap buah khuldi ditengah taman surgawi.
Jika kita pelayan sejati Tuhan, maka layanilah Tuhan, Jika kita pelayan iblis, layanilah iblis itu dengan sepenuh hati, Jika kita pelayan diri dan Tuhan maka seimbangkanlah perjalanan menunju kedamaian, semuanya memiliki konsekuensi yang harus dijalani, tak peduli apakah engkau orang hitam, putih, kuning langsat, atau orang yang berkulit sawo matang.
Pelayan-pelayan Tuhan, apakah bidadari surgawi, atau para bidadari yang masih berkeliaran dan masih menghembuskan nafas didunia, masih penuh dengan tanda tanya yang tak terpecahkan, meski banyak pembenaran-pembenaran dalam kitab suci yang menjadi keyakinan pada tiap-tiap agama yang dianut.
Para pelayan Tuhan pasti cantik dan eksotis, sehingga yang memandangnya akan takjub dan terpana...silau oleh keinginan dan nafsu yang ambisius.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Para Pelayan Tuhan..
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sastrasurgawi.blogspot.com/2013/05/para-pelayan-tuhan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment