Kue Itu Hanya Satu Saudaraku!!!

Posted by Unknown Friday, 17 May 2013 0 komentar
Bagikan Artikel Ini :
Sore yang mulai menapaki senja, semakin gelap kala awan hitam menyelimuti langit, mentari tak lagi menampakkan senyum, hanya saja kegelisahan sangat nampak diantara aura dan wajah-wajah kegamangan. waktu terus berputar, sore pun semakin petang.

Tak ada lawan atau pun kawan yang sejatinya akan selalu menemani hati dalam ruang kesepian. yang ada hanya kepentingan-kepentingan sesaat yang tidak bisa dielakkan mesti akan menuai pengorbanan, hingga bulir-bulir air mata itu menetes tanpa sadar jatuh dikeramaian.

Disini adalah panggung drama, dengan beragam karakter yang dibawa semenjak kita terlahir, kemudian muncul topeng-topeng dengan tujuan untuk menyerang, mengkelabui, dan melindungi siapa saja yang disayang dan dibenci, lawan atau kawan, hingga pada titik tertentu orgasme kehidupan itu akan muncrat dalam kelegaan dan kekecewaan.

Jangan-jangan cerdas, harmoni, dan peduli adalah bentuk komersialisasi dan tujuan yang tulus untuk menggapainya, sehingga muncul wajah-wajah munafik dengan ambisi dan keangkara murkaan dan menjadi pusaran yang kuat untuk menenggelamkan siapa saja yang ada disekitarnya.

Hari aku katakan, putihkan jiwamu, hingga kau bisa melihat mana gelap dan mana terang, rubahlah pandangan egois itu yang terkesan sentimentil dan suka menghujat saudara-saudaranya.

Ingatlah saudaraku, bahwa kekuasaan  itu bukanlah suatu hal yang akan selalu dibangga-banggakan, apalagi hanya dijadikan alat untuk mencapai ambisi pribadi dan menjadikan manusia seperti keledai, yang hanya bisa berkoar-koar dengan suara yang menjengkelkan, dan menjenuhkan.

Mari berperan dengan cantik, sesuai dengan karakter dan pribadi kita, meski harus saling menyakiti, tapi wajib hukumnya untuk saling memaafkan, bukankah hidup itu sangat indah ditengah-tengah badai perbedaan yang acapkali menjadi landasan perbedaan. meski saling berbeda, alangkah eloknya untuk saling menghormati dan sedikitnya saja menunrukan egoisme, supaya kita tahu, mengerti, dan memahami keadaan orang-orang disekitar kita.

Semangat harus tetap terpancar dalam dada, meski tarik ulur perselisihan menjadi irama yang indah dan sangat variatif untuk melakukan adegan dan lakon yang sempurna. Kue besar itu hanya satu saudaraku, tapi ingat itu hanya sebatas amanah, dan menjadi tanggung jawab bersama...hingga kebaikan-kebaikan itu muncul menjadi panorama yang siap menjelajah dunia.




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kue Itu Hanya Satu Saudaraku!!!
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sastrasurgawi.blogspot.com/2013/05/kue-itu-hanya-satu-saudaraku.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment

Kategory

Flag Counter

Followers