Cerita Rakyat Diwarung Kopi

Posted by Unknown Monday, 20 May 2013 0 komentar
Bagikan Artikel Ini :
Kala mentari tersenyum lebar, hembusan sayup angin menyejukkan jiwa-jiwa yang gersang, tak lupa pula burung-burung itu berkicau dengan indahnya, menmbah suasana pagi dengan cinta dan kebahagian. hari ini tentang cerita rakyat yang memikul beban cukup berat, tetapi mereka lepaskan begitu saja beban itu hingga menancap pada tawa dan suka yang cukup riang.

Suasana pagi ini laksana bumi surgawi yang keceriaannya begitu elok nan indah, meski kesulitan-kesulitan terbebani dalam pundak yang kering kerontang, tetapi senyum mereka itu menghiasi lubuk hati,..betapa semangatnya hidup mereka, meski keterbatasan-keterbatasan menyelimuti aktivitas mereka yang memiliki kemampuan hanya secuil.

Cerita pagi ini, merupakan cerita rakyat yang lepas begitu saja diwarung kopi..tanpa sengaja ada tiga orang kakek yang duduk sambil tertawa terbahak-bahak dan sesekali melepaskan guyonannya yang paling ampuh.

Kakek Suroso, berprofesi sebagai tukang becak, yang sejenak duduk diwarung kopi, dengan sebatang rokok kebanggaan, Toppas yang nikmat dan mantap...katanya...

Kakek Jiwo, juga hadir diwarung kopi sebelum berangkat jauh melaksanakan tugas, kakek jiwo ini adalah seorang seniman jalanan, yang menembangkan lagu-lagu jawa kuno dari pintu kepintu yang lain, hanya dalam rangka menutupi kebutuhan sehari-hari ditengah-tengah sulitnya perekonomian.

Kakek Sunaryo, ia berprofesi mencari pelanggan untuk menggunakan tenaga dan jasanya mengantar klien untuk diantarkan ketempat tinggal mereka, yang tak lain adalah tukang ojek...

Sejenak keheningan mulai merayap diantara kepulan asap, sambil menunggu kopi, kakek jiwo  memulai percakapan dengan kawan-kawan seperjuangan, yang hampir setiap hari memulai aktivitasnya dari warung kopi.

Jiwo : bok kopinya sudah siap,..ia kek ntar lagi tak antar, kata ibu warung ke kakek Jiwo, gimana So, belum ada pelanggan hari ini....kalo ngak ada pelanggan berarti tidak ada pemasukan dong So...

Suroso : Ya gimana lagi Wo, masak orang yang silweran didepan ini, aku hentikan dan mengajak maksa mereka, ya tidak baik lah wo, meski aku butuh uang, tapi kan harus dengan cara baik, wo....

Jiwo : ya itu So,,,kamu kan harus lebih giat, dimana istrimu menunggu dengan harap-harap cemas, suapaya dapur terus mengepul...

Suroso : ia ya...kita kan harus tetap semangat, karena hidup ini terus berlanjut ya Wo...kamu sendiri gimana Wo, hari ini targetnya kemana untuk mendendangan lagu-lagu romantis jawa timuran..hahahahaha

Sejenak kakek Jiwo terdiam, seperti ada sesuatu yang mengganjal dihatinya, kala ia hendak mencari nafkah untuk sepiring nasi penyampung hidup cucu dan istrinya, karena kakek Jiwo hanya hidup bertiga bersama satu cucu yang sudah lama ditinggal oleh kedua orang tuanya...

Diantara diam kakek Jiwo, tiba-tiba hadir kakek sunaryo yang baru saja mengantarkan pelanggan kerumahnya, Eh...kamu Yo,,,,,kata kakek Jiwo dengan akrab....ya Wo, gimana kamu kok masih diam disini, kapan kamu akan dapatkan duit??

Tenang saja Yo,,,semuanya bisa datur,,,,ayo ngopi dulu.....sembari Kakek sunaryo duduk disebelah kakek Sujiwo.....Akhirnya ketiga kakek itu melepaskan tawa dengan riak-riak kecil dijiwanya, hendak kemana lagi mereka akan berkativitas mencari sesuap harapa dipagi yang indah dan cerah.

Jiwo : Yo dapat pelanggan, hari ini?

Sunaryo : baru satu Wo, ya cukup untuk ngopi dan beli beberapa batang rokok...lah kamu kapan berangkat Wo,,,,Mentari sudah agak tinggi ini...

Suroso : ntar lagi dia juga berangkat,,tinggal menyeduh kopinya sampai habis,,,dan satu batang rokok diisep habis,,,baru dia lebih semangat...hahahahaha.....tetep Happy Wo,,meski ekonomi sulit...wong sudah kondisinya seperti ini,,,mau mengeluh pada penguasa juga percuma Wo,,mereka sudah sibuk dengan urusannya sendiri..

Jiwo : iya..ya...kok pemerentah sekarang, hanya ngurus perutnya sendiri...kalo hanya butuh suara saja mereka, berlagak sok baik,,,,supaya dipilih oleh rakyat, tapi kita tetap saja melarat So....

Sunaryo : Pemerentah sekarang itu pada bulsiiiitttt....saya sudah ngak percaya pada yang namanya pemerentah itu...bisa nipu doang...betul ngak So, Wo...!

Suroso : Iyaapp ...betul sekali...

Jiwo : ah....males aku bahas pemerentah.....mereka juga ngak tahu,,,kalo perutku kita lapar...bahkan mereka juga ngak mau tahu,,,kadang aku sama istri hanya menanak air semata, untuk ngopati lapar...emang wes keterlaluan, jancoker pemerentah itu......sudah..sudah...aku siap-siap dulu mau berangkat....kalian ngobrol aja sampek puas, pemerentah juga ngak peduli....hahahahahahahahaa..Dengan tertawa lepas, kakek Jiwo beranjak dari tempat duduknya sambil membawa alat musik untuk ditembangkannya dari pintu kepintu untuk mendapatkan gopek...

Soroso, dan Sunaryo...met beraktivitas Wo...moga dapat duit banyak....

Heningpun mengembailkan suasana, suroso dan sunaryo, juga beranjak pergi untuk aktivitas mencari nafkah, Memenuhi kebutuhan sehari-hari. 


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Cerita Rakyat Diwarung Kopi
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://sastrasurgawi.blogspot.com/2013/05/cerita-rakyat-diwarung-kopi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment

Kategory

Flag Counter

Followers